Judul PTK : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN DENGAN PAPAN FLANEL PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Sabtu, 02 November 2013
1
komentar
A.
Latar Belakang
Melalui pendidikan,
diharapkan terbentuk suatu
generasi penerus yang
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Hal ini sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional
yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI)
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung
jawab”.
Pendidikan
di Indonesia sebagaimana tercantum
dalam falsafah bangsa Pancasila dan
UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan“,
menjamin setiap warga
negara termasuk didalamnya anak usia dini untuk memperoleh
pendidikan.
Proses belajar mengajar adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua jenjang pendidikan.
Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan anak usia dini,
dimana pendidikan anak usia dini itulah yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan
anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) menurut Yufiarti & Titi Chandrawati (2008) hal 1.4
Pendidikan anak usia dini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal
yang berbentuk taman kanak-kanak yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak
usia 4 – 6 tahun. Di taman kanak-kanak, anak akan dididik dan dilatih berbagai
bidang pengembangan pebisaaan yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial,
emosional dan kemandirian. Di taman kanak-kanak, anak juga dididik dengan
berbagai bidang pengembangan KBM yang meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik
dan seni.
Tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk membantu meletakkan
dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Berdasarkan Depdikbud (1994).
Menurut Moeslichatoen (1995 hal 3).
Salah satu bidang pengembangan KBM di TK yaitu bidang pengembangan
kognitif. Pengembangan kognitif dapat diperloleh melalui kegiatan berhitung,
membilang, mengelompokkan, mengenal bentuk, membedakan sesuatu dan lain-lain.
Berdasarkan pengamatan guru bidang pengembangan kognitif merupakan salah satu
materi yang sulit dipahami oleh anak terutama dalam kegiatan membilang. Sebagai
seorang baru hendaknya pandai-pandai memilih strategi pembelajaran dan media
pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Pendidikan
Anak Usia TK membutuhkan cara atau metode
menyenangkan dan media yang bersifat konkrit.
Oleh karena itu, anak-anak TK
membutuhkan media dalam pembelajaran di kelasnya. Penggunaaan suatu
media dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektifitas dan
efisiensi pencapaian tujuan. Bahan
pelajaran yang dimanipulasikan dalam
bentuk media pengajaran menjadikan siswa
seolah-olah bermain asyik dan bekerja dengan suatu media itu akan
lebih menyenangkan mereka
khususnya bagi anak
usia TK, dan sudah
tentu pengajaran akan menjadi benar-benar bermakna
Bilamana penyebab kesulitan anak dapat diatasi, maka akan tercipta
kondisi interaktif dan dinamis antara guru dengan anak. Interaksi di dalam
pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan guru
dan anak namun berupa hubungan interaktif edukatif. Dlam hal ini bukan hanya
sekedar penyampaian materi pembelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai
pada akan yang sedang belajar.
Pemberian materi oleh guru dengan menggunakan alat peraga bertujuan agar
anak lebih mudah memahami materi yang diberikan
Disamping itu pemilihan strategi mengajar perlu juga diperhatikan
sebagai penentu keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Slah satu strategi
mengajar yang mulai menggairahkan anak dalam belajar adalah dengan menggunakan
berbagai macam alat peraga yang akan digunakan untuk meningkatkan minat
membilang anak adalah dengan menggunakan papan flanel.
Salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar.
Oleh karena itu penggunaan papan flanel ini juga dilakukan dengan bermain.
Sehingga minat membilang anak dapat ditingkatkan melalui bermain dengan papan flanel.
B.
Perumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, maka dapat
dibuatkan rumusan permasalahan penelitian, yaitu :
Bagaimanakah upaya
meningkatkan kemampuan membilang angka 1 – 10 melalui bermain dengan papan flanel
pada anak TK ?
C.
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan
rumusan masalah tersebut
diatas, maka tujuan
dari pelaksanaan penelitian
ini adalah : untuk meningkatkan kemampuan membilang anak melalui bermain dengan papan
flanel pada TK ............ .
D.
Manfaat Perbaikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat diantaranya bagi
guru sebagai pendidik istitusi dan pendidikan secara umum
a. Manfaat bagi guru diantaranya sebagai berikut :
1. Menambah wawasan guru tentang stimulant yang tepat dalam merangsang dan
meningkatkan minat membilang anak.
2. Menambah wawasan guru tentang metode-metode yang tepat dalam
meningkatkan minat membilang anak
3. Memberikan wawasan kepada guru tentang media pembelajaran yang tepat
untuk kegiatan membilang anak
4. Memberi wawasan pada guru tentang hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiatan
membilang benda-benda.
5. Memberikan pengetahuan pada guru agar selalu menjalin halangan.
b. Manfaat bagi institusi, khususnya TK Negeri Pembina Batang yaitu sebagai
masukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif bahasa, fisik/ motorik,
kemandirian dan seni musik, siap memasuki pendidikan dasar.
c. Manfaat bagi pendidikan secara umum yaitu mendukung terwujudnya tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
E.
Pengertian Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
Upaya
peningkatan hasil belajar siswa menurut arti kata terdiri dari kata upaya,
peningkatan, hasil, belajar dan siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Upaya artinya usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan atau
mencari jalan keluar, peningkatan artinya suatu proses, perbuatan, cara
meningkatkan suatu kegiatan, hasil artinya sesuatu yang diadakan sebagai akibat
suatu tindakan atau perbuatan, belajar artinya berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dihubungkan oleh mata
pelajaran, yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru, sedangkan siswa adalah individu atau sekelompok orang dalam proses
belajar.
Berdasarkan
pengertian menurut arti kata di atas dapat dikatakan bahwa upaya peningkatan
hasil belajar siswa adalah suatu tindakan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa
yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.
|
F.
Pengertian Belajar
Ada
beberapa pendapat para ahli yang memberikan definisi tentang belajar antara
lain menurut pendapat Cronbach memberikan definisi belajar adalah “Learning is
shown by a change in behavior as a result of experience. Harold Spears
memberikan batasan “Learning is to observe, to read, to imitate, to try
something sthemselves, to listen, to follow direction. Geoch, mengatakan
“Learnig is a change in performance as a result of practice.
Dari
ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Di
samping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup
banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, di lihat arti luas
ataupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya.
Untuk
melengkapi mengenai pengertian belajar, perlu kiranya dikemukakan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar, antara lain :
a.
Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi
manusiawi dan kelakuannya.
b.
Belajar memerlukan proses dan penahapan serta
kematangan diri para siswa
c.
Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila
didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar
kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar
dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan
berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi pelajaran.
f.
Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu :
1)
diajar secara langsung,
2)
kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman
langsung
3)
pengenalan dan atau peniruan
g.
Belajar melalui praktik atau mengalami secara
langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir
kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan
belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk
dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.
j. Informasi tentang kelakukan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan
siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga
anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
G.
Papan Flannel Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian
Media Pembelajaran
Media berasal
dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak
dari medium yang berarti perantara
yang dipakai untuk
menunjukkan alat komunikasi.
Secara harfiah media pengirim
ke penerima pesan.
Media menurut Briggs
dalam Dinje Borman Rumumpuk
(1988:7), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta
didik untuk belajar.
Media pembelajaran/ Alat peraga adalah semua alat yang digunakan oleh guru untuk
menerangkan atau memperagakan pelajaran didalam proses belajar mengajar menurut
Anggani Sudono (1995).
Media pendidikan atau
pengajaran didefinisikan Gagne
dan Reiser dalam
Dinje Borman Rumumpuk (1988 : 3), media sebagai alat fisik dimana pesan-pesan interaksional dikomuniksikan. Jadi
seorang insruktur 1
buku cetak, pertunjukkan film
atau tape recorder
pesan inreraksional dianggap sebagai media
selanjutnya Dinje Borman Rumumpuk (1988 : 6) mendefinisikan
media pengajaran sebagai
alat baik hard
ware maupun software
yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan tujuannya untuk meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran. Ditinjau dari pendapat di atas maka yang
dimaksud media adalah suatu alat
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran, dimana
dengan menggunakan media
siswa mampu menerima
materi yang disampaikan oleh guru. Jadi dengan
menggunakan media dapat mempermudah
guru dalam menyampaikan materi, begitu juga siswa dapat lebih mudah
untuk menerimanya yang akhirnya tujuan
pembelajaraan dapat tercapai dengan baik.
Sebagai seorang
guru tentu saja
harus dapat menetapkan
media apa yang
paling tepat dan
sesuai dengan tujuan
tertentu, suatu kondisi
belajar peserta didik,
dan untuk suatu
penggunaan strategi dan
metode yang telah
dipilih. Berbagai jenis media pengajaran adalah penting untuk diketahui
guru, lebih baik lagi jika guru-guru
itu memiliki kemampuan untuk membuat suatu media pengajaran yang dibutuhkannya,
sehingga pembelajaran dapat tercapai
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Macam –Macam Media Pembelajaran
Mengetahui berapa
jenis media pembelajaran sangat
sulit, karena banyak
sekali jenis media
yang sudah dikenal
dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan
pesan-pesan pembelajaran. Setiap
jenis atau bagian
dapat pula dikelompokkan sesuai
dengan karakteristik dan
sifat-sifat media tersebut.
Sampai saat ini
belum ada kesepakatan
yang baku
dalam pengelompokan media. Banyak
para ahli membuat klasifikasi media menurut
sudut pandangnya masing-masing.
Penggolongan media
pembelajaran menurut Gerlach
dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) yaitu:
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin,
papan display, slide, film strip atau overhead proyektor.
2. Gambar gerak,
baik hitam putih,
berwarna, baik yang
bersuara maupun yang tidak bersuara.
3. Rekaman bersuara, baik dalam kaset maupun
piringan hitam
4. Televisi
5. Benda-benda hidup, simulasi maupun model
6. Instruksional berprograma ataupun CAI
(Computer Assisten Instruction)
Penggolongan
media jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
1. Dilihat
dari jenisnya media,
dapat digolongkan menjadi
media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
2. Dilihat dari
daya liputnya, media
dapat digolongkan menjadi
media dengan daya
liput luas dan
serentak, media dengan
daya liput terbatas
dengan ruanag dan tempat dan media pengajaran individual.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dapat
digolongkan menjadi media sederhana
(murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat bentuknya,
media dapat digolongkan
menjadi media grafis
(duadimensi), media tiga
dimensi, dan media
elektronik. (wijayalabs.blogspot.com/2007/11).
c. Papan Flanel Sebagai Media
Pembelajaran
Papan flanel adalah media fisual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu pada peserta didik. Papan flanel bisaanya berlapis kain
dan dapat dilipat, gambarnya dapat dibongkar pasang tetapi tidak dapat menahan
barang yang besar dan hanya bisa untuk menopang barang yang ringan apabila
terkena angina akan kabur.
Papan flanel dapat disiapkan dengan teliti dan dapat dibuat sendiri
serta memudahkan siswa untuk memusatkan pada satu masalah. Papan flanel dapat
dipakai untuk menyampaikan :
·
Permainan statistik
·
Permainan klasifikasi
·
Permainan konsep
bilangan
·
Alpabeth smart
·
Colour and shape gane
·
Shape by shape puzzel
·
Rambu lalu lintas
·
Permainan membaca
dengan metode global DII
Bersumber dari : majalah mom & kiddie. Edisi 19 tahun II 15-18 Mei
2008 majalah couple edisi 2 Oktober 2008.
H.
Bermain Sambil Belajar
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak-anak tidak
perlu dipaksa untuk bermain, bermain berguna untuk emmbantu anak-anak memahami
dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berfikir maupun perasaan. Bermain
memberi anak perasaan menguasai (masterya) atau mampu mengendalikan hal-hal
yang ada dalam dunianya. Bermain mencakup penggunaan symbol, tindakan atau
obyek yang punya arti untuk diri mereka sendiri. Karena bermain tidak terkait
pada realitas maka dimungkinkan bagi anak untuk merubah-rubah menatanya, dimana
hal ini juga penting dalam perkembangan pemahaman mereka, sama halnya dengan
perkembangan kreativitas menurut Mayke Sugianto T (1995).
2. Bermain Sambil
Belajar
Mayke (1995) menyatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan
kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri,
bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta
pengertian yang tidak tertera banyaknya.
I.
METODE PENELITIAN
1. Setting
Penelitian
a) Tempat pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan di TK ................ Bulan Januari – Maret
2013 atau pada semester 2 Tahun
Pelajaran 2013/2014. Alasan memilih lokasi
Penelitian adalah sebagai berikut :
1) Penulis ingin meningkatkan prestasi belajar
kelas 0 Besar TK .................
terutama menghitung bilangan 1 -10 dengan menggunakan media papa flanel.
2) Di TK ..................... pembelajaran kemampuan menghitung
bilangan 1 - 10 masih kurang
diminati siswa karena membosankan.
3) 3Di TK ...................... prestasi belajar
dalam kemampuan menghitung bilangan 1 - 10 masih rendah
b). Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2013, dengan jadwal terlampir.
2. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian adalah
siswa kelas 0
Besar TK ........... Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 26 anak, yang terdiri dari 12 orang perempuan
dan 14 orang laki-laki.
3. Data dan Sumber
Data
Permasalahan yang dihadapi
adalah bahwa siswa kelas
0 TK ..................... masih kesulitan untuk menghitung bilangan 1 -
10. Berdasarkan kenyataan tersebut
maka penulis dalam
melaksanakan penelitian tindakan
kelas dalam
pembelajaran guna peningkatan
kemampuan Menghitung bilangan 1 - 10 dengan menggunakan media papa flanel pada kelas
0 Besar TK ...................... sehingga diharapkan
siswa mampu dan
terampil menghitung bilangan
1 - 10.
4. Teknik Pengumpulan
Data
Tehnik pengumpulan data
yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan :
a). Tes.
Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yang
berbentuk teknik tes.
Pemberian tes dimaksudkan
untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh siswa
setelah kegiatan pemberian tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:129) “ Tes adalah suatu cara
yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa, salah satunya adalah tes tertulis”. Dalam hal ini tes tertulis yang
digunakan adalah untuk
mengetahui kemampuan menghitung bilangan 1 - 10 dengan media papa flanel .
Menurut Anas Sudijono (2005 :66),
“Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian”. Dari pendapat
di atas dapat
disimpulkan bahwa tes
adalah suatu teknik
atau cara dalam
rangka pengukuran atau
penilaian yang didalamnya
terdapat sejumlah pertanyaan /
latihan diberikan kepada testee untuk mengetahui atau Mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok dengan cara aturan yang sudah
ditentukan.
Tes dapat digolongkan berdasarkan sudut pandang tertentu. Menurut Anas Sudijono (2005 :73 -74), bahwa penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap adalah
sebagai berikut :
1) Tes intelegensi yaitu
tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2) Tes kemampuan
yaitu tes yang
dilaksanakan dengantujuan
untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimiliki testee.
3) Tes sikap yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan
untuk mengungkap predidposisi atau
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu
terhadap dunia sekitarnya
baik berupa individu
maupun obyek –
obyek tertentu.
4) Tes kepribadian
yaitu tes yang
dilaksanakan dengan tujuan
mengungkap cirri – cirri
khas dari seseorang
yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada
suara, hobi atau kesenangan dan lain –
lain.
5) Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk
mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
Menurut Anas Sudijono (2005:74), bahwa penggolongan tes dilihat dari
banyaknya orang yang di tes adalah sebagai berikut :
1) Tes individual yaitu tes dimana tester hanya
berhadapan dengan satu orang teste saja.
2) Tes
kelompok yaitu tes
dimana teste berhadapan
dengan lebih dari
satu orang teste.
Menurut Anas Sudijono
(2005 :75), bahwa
penggolongantes dilihat dari
segi cara mengajukan pertanyaan
dan cara member
jawaban adalah sebagai
berikut :
1) Tes tertulis
yaitu tes dimana tester mengajukan butiran -butiran pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan
teste memberikan jawabannya juga
secara tertulis.
2) Tes lisan
yaitu tes dimana
teste didalam mengajukan pertanyaan –
pertanyaan atau soalnya
dilakukan secara lisan
dan teste meberi
jawaban secara lisan pula.
3) Tes perbuatan
yaitu tes yang
digunakn untuk mengukur
taraf kompetensi yang
bersifat ketrampilan (psikomotorik), dimana
penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil
akhir yang dicapai oleh teste setelah
melaksanakan tugas tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang jenis tes, maka dapat disimpulkan bahwa
tes untuk mengukur
keberhasilan siswa itu
adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
Adapun tes
yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan
tes lisan.
b). Pengamatan ( Observasi ).
1) .Pengertian Observasi
Observasi sering diartikan
sebagai aktivitas yang
sempit, yaitu dengan menggunakan mata.
Menurut Sutrisno Hadi
(2000 : 136)
“Observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis fenomena
– fenomena yang diselidiki
“.
Menurut Mastur A.W.
(1989:35), “Observasi adalah
aktivitas yang dilakukan secara
sistematis, dan dengan
sengaja menggunakan alat
indera (terutama mata)
terhadap kejadian – kejadian
yang langsung ditangkap
pada waktu kejadian itu
terjadi”.
Berdasarkan pendapat di
atas maka
dapat disimpulkan bahwa
observasi adalah aktivitas
yang dilakukan dengan
menggunakan indera mata
terhadap kejadian –
kejadian yang terjadi
pada waktu itu.
Jika dikaitkan dengan
penelitian ini maka peneliti mengamati secara langsung kegiatan siswa
dalam menghitung bilangan 1 - 10
dengan media papa flanel .
2) .Macam –macam teknik Observasi
Observasi dapat digolongkan berdasarkan jenisnya. Menurut
Sutrisno Hadi (2000
:138), jenis – jenis observasi
antara lain sebagai berikut:
1) Observasi pertisipan, yaitu observasi yang dilakukan
dengancara ikut ambil bagian atau
melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti.
2) Observasi non
partisipan, yaitu observasi yang
dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang diteliti. Menurut
Winarno Surakhmad (1989:63), macam – macam observasi dibedakan menjadi dua yaitu: “Teknik observasi
langsung, adalah teknik
pengumpulan data dimana
penyelidik mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap gejala –
gejala subyek yang diteliti,
sedangkan teknik observasi tidak langsung adalah teknik teknik
pengumpulan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap gejala – gejala subyek yang diselidiki
dengan menggunakan alat”.
Jika dilihat dari kedua pendapat di atas maka observasi dapat
disimpulkan bahwa ada
dua jenis observasi
yaitu observasi langsung
dan observasi tidak langsung. Penelitian ini menggunakan
dua teknik observasi yaitu langsung dan
observasi tidak langsung.
Observasi langsung dengan
membimbing dan mengarahkan siswa
decara langsung dala
mengerjakan tugasnya, sedangkan
observasi tidak langsung
dilaksanakan dengan cara
mencatat semua hasil
pengamatan dengan menggunakan cek list.
c) . Dokumen
Dokumentasi dikaji dan
dan digunakan untuk
memperoleh data subyek
sebelumnya. Data tersebut meliputi
identitas anak yang
memberi informasi berbagai macam persoalan, rencana
pelaksanaan, hasil karya / hasil tulisan subyek dsb.
a.Pengertian dokumen
Menurut Hadari Nawawi
(1985), pengertian dokumenter
adalah “cara mengumpulkan data terutama berupa arsip –
arsip dan termasuk juga buku –buku
tentang pendapat, teori,
dalil, hukum –
hukum dan lain
– lain yang berhubungan dengan masalah – masalah
penyelidikan”.
Menurut Guba dan Lincoln ( Lexy Moleong, 2001 : 161-163), dokumen adalah setiap bahan tertulis maupun film
yang dapat berupa dokumen pribadi
maupun dokumen resmi.
Dokumen pribadi adalah
karangan atau catatan
seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman
dan kepercayaannya.
Sedangkan dokumen resmi adalah dokumen yang beri bahan – bahan
informasi dari sebuah lembaga Jadi berdasarkan pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa dokumen adalah
catatan atau arsip
yang berisi pendapat,
dalil, teori, hukum
, ataupun film baik secara pribadi maupun
perorangan.
Dalam penelitian ini
menggunakan catatan tentang
data anak, kurikulum yang berlaku dan soal atau media
papa flanel sebagai medianya.
5. Teknik Pemeriksaan Validitas Data
Untuk menetapkan keabsahan data agar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian diperlukan tehnik pemeriksaan
data. Pelaksanaan tehnik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, antara lain :
a. Melakukan
pengamatan terus menerus dan mendetail dimaksudkan agar peneliti mengamati secara cermat, terperinci
dan mendalam.
b. Melakukan Trianggulasi, yaitu dengan mengadakan :
1. Cek –Ricek,
dalam hal ini dilakukan pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh
melalui berbagai metode, sumber data,
waktu maupun setting.
2. Cross Cheking,
dalam hal ini dilakukan checking antar teknik
pengumpul data yang diperoleh sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Data yang diperoleh dipadukan
untuk diambil kesimpulan.
3. Peer
Debriefing, untuk ini informasi dari lapangan dibawa dalam forum diskusi pada setiap akhir pengumpulan
data kepada teman sejawat atau guru
yang lain.
6. Teknik Analisis Data
Langkah – langkah
yang dilakukan dalam
menganalisis data dalam
penelitian ini adalah
dengan analisis deskriptif
komparatif yaitu dengan membandingkan hasil perolehan
tindakan per siklus, cara menganalisis data – data yang telah dikumpulkan, mengkaji data
tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, data hasil peningkatan
ditampilkan dengan deskriptif kuantitatif yaitu
menampilkan perolehan hasil tindakan dengan angka – angka. Jika subyek telah berhasil melakukan dengan benar sesuai indikator yang telah
ditentukan maka tindakan dianggap
berhasil dan jika belum sesuai dengan
kriteria yang ditentukan maka tindakan diulang dengan siklus selanjutnya
sampai tindakan berhasil sesuai kriteria
dari indikator keberhasilan yang ditentukan.
7. Indikator Kinerja / Keberhasilan
Indikator yang dijadikan tolok ukur dalam penelitian ini antara lain
adalah: Dengan mengamati media papa
flanel , anak dan menghitung bilangan
1 - 10 tentang gambar tersebut dengan
benar.
8. Prosedur Penelitian
Permasalahan yang dihadapi adalah
rendahnya penguasaan materi tentang
kemampuan menghitung bilangan 1 - 10. Kegiatan khusus yang mejadi perhatian
adalah penggunaan media gambar berseri
untuk meningkatkan kemampuan menghitung bilangan 1 - 10 pada siswa Kelas 0
Besar TK .................. terutama mata pelajaran .
Untuk merangsang agar
siswa aktif dalam
pembelajaran serta untuk
menemukan ide-ide atau gagasan
dalam kemampuan menghitung bilangan 1 - 10 dalam menggunakan
media papa flanel dimaksudkan
untuk meningkatkan prestasi
dan motivasi belajar
siswa dalam Menghitung bilangan 1 - 10 baik secara
individu maupun kelompok, dibuatlah tahapan yang dibagi
dalam beberapa siklus sebagai berikut
a) Siklus
I
Perencanaan:
1)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung yang diperlukan di kelas
seperti media pembelajaran dalam hal ini media papa flanel
2)
Mempersiapkan contoh cara menghitung dengan
bantuan papan flanel.
3)
Mempersiapkan skenario untuk memotivasi subyek supaya bisa menghitung bilangan 1 -
10 sesuai media papa flanel yang ditunjukkan.
Tindakan :
1) Apersepsi tentang materi media papa flanel .
2)
Menunjukkan media papa flanel pada subyek
3) Meminta pada subyek untuk mengamati media
papa flanel yang ditunjukkan
4) Meminta pada subyek untuk menghitung dengan menggunakan media papa flanel yang ditunjukkan
5)
Evaluasi hasil kerja subyek.
Pengamatan
1)
Mengamati secara langsung cara kerja subyek dalam menghitung bilangan 1 - 10
dengan media papa flanel yang
ditunjukkan
2)
Evaluasi hasil kerja subyek.
Refleksi
1)
Mengadakan evaluasi apakah meningkatkan
kemampuan menghitung bilangan 1 – 10 meningkat.
2)
Mengambil kesimpulan perlu tidaknya tindakan
diulang berdasarkan keberhasilan dari indikator penelitian yang telah ditetapkan
3) Jika belum berhasil tindakan diulang dengan
Siklus II
Perencanaan:
1)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana prasarana
pendukung yang diperlukan di kelas seperti media pembelajaran dalam hal ini media
papa flanel .
2)
Mempersiapkan contoh penggunaan media papa
flanel sederhana dengan bahasa yang
mudah dipahami subyek.
3)
Mempersiapkan skenario untuk memotivasi
subyek supaya bisa mampu menceritakan media
papa flanel yang ditunjukkan
Tindakan
1) Apersepsi tentang materi contoh menghiutung menggunakan media papa flanel .
2)
Menunjukkan media papa flanel pada subyek
3) Meminta pada subyek untuk mengamati media papa flanel yang ditunjukkan
4) Meminta pada subyek untuk menghitung bilangan 1 – 10 dengan menggunakan media
papa flanel yang ditunjukkan
5)
Evaluasi hasil kerja siswa
Pengamatan
1)
Mengamati secara langsung perilaku siswa terhadap materi yang disampaikan dan
2)
Menganalisa
pengaruh media papa flanel dalam meningkatkan kemampuan menghitung
bilangan 1 - 10 bagi siswa kelas 0 Besar TK ............................
3)
Mengevaluasi kerja subyek
Refleksi
1)
Mengevaluasi hasil tindakan pada siklus ke I
2) Mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan siswa dan memberikan
tindak lanjut dari
kegiatan tersebut.
3)
Evaluasi
dilakukan untuk memonitor
hasil pengajaran menghitung bilangan 1 - 10 dengan
media papan flanel .
4)
Mendiagnosa keadaan
awal dan kesulitan
yang dialami siswa.
Pembuatan Laporan tindakan : Laporan dibuat setelah tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dianggap berhasil
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Judul PTK : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN DENGAN PAPAN FLANEL PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://newedukasi.blogspot.com/2013/11/judul-ptk-upaya-meningkatkan-kemampuan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
Daftar Pustakax gk da..
Posting Komentar